MATERI PENYULUHAN KEHUTANAN
BUDIDAYA GAHARU (Aquilaria malacensis Lamk)
Pitriyadi, S.Hut M. Si
A. Pendahuluan
Tanaman gaharu merupakan
jenis tanaman yang dapat menghasilkan damar wangi yang dikelompokan dalam
komoditas kehutanan golongan hasil hutan bukan kayu (HHBK). Hingga saat ini
komoditas ini merupakan produk ekspor yang sangat disukai oleh konsumen dari
berbagai negara seperti Timur Tengah,
Taiwan, Korea, Jepang sebagai bahan upacara ritual keagamaan, pewangi ruangan
bahkan untuk kosmetik. Adapun jenis-jenis pohon yang dapat menghasilkan gaharu
adalah pohon-pohon yang masuk dalam famili Thymeleaceae, Leguminoceae dan
Euphorbiaceae. Jenis gaharu yang dapat menghasilkan gubal gahar kualitas
ekspor adalah tanaman dari genus Aquilaria (A. malacensis, A. hirta, A.
microcarpa, A. bonensis, A.becariana, A. agalocha) dan genus Grynops (G.cumingiana,
G.versegii). Sedangkan gubal gaharu adalah kayu yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu, memiliki
kandungan damar wangi dengan aroma yang agak kuat ditandai dengan warnanya yang
agak kehitam-hitaman berseling coklat.
Gaharu merupakan tanaman
yang mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinggi yang sudah diperdagangkan oleh
Bangsa Indonesia sejak jaman pemerintahan Belanda pada tahun 1918 –1925 dengan
volume ± 11ton/tahun. Setelah era
kemerdekaan ekspor gaharu semakin meningkat
tercatata pada tahun 1983 – 1987 volumenya ± 103 ton/tahun dengan nilai
US$ 311.000, tahun 1990-1998 mencapai 165 ton /tahun dengan nilai
transaksi US$ 2 juta dan hingga akhir
tahun 2002 mencapai 446 ton/tahun dengan nominal US $
2,2 juta.
Semakin tahun permintaan
konsumen luar negeri tehadap komoditas gaharu semakin meningkat. Hal ini
menyebabkan intensitas perburuan masyarakat terhadap spesies tanaman ini
semakin meningkat. Kurangnya pengetahuan membedakan pohon “berisi” dan “tidak
berisi” mengakibatkan masyarakat pemungut gaharu menebang secara spekulatif.
Akibatnya banyak pohon yang tidak mempunyai gubal menjadi sia-sia bahkan
terancam kelangkaan dan punah.
Memperhatikan prospek
permintaan pasar yang semakin meningkat setiap tahunnya, maka tentu saja
alternatif budidaya tanaman gaharu menjadi kebutuhan yang sangat mendesak
sekali. Hal ini penting, karena tidak saja untuk melestarikan komoditas
berharga tersebut namun lebih jauh juga dapat meningkatkan pendapatan dan
penghasilan masyarakat di Kabupaten Ketapang yang saat ini masih ketergantungan
terhadap hasil hutan kayu.
B. N a m a
Masyarakat dunia mengenal gaharu dengan istilah Aloeswood,
Aloes Wood, Agar wood, Agar wood,
Gaharu, Jin koh, Jinko, Eagel wood, Oud, Ood dan ud. Di Malaysia gaharu dikenal sebagai kayu Ching
Keras, Gaharu, Gloop Gaharu, Kekeras dan Kepang . Potongan gaharu di Arab
Saudi dikenal dengan istilah Al-Bakhor.
Di Sumatra, Papua, Sulawesi dan Kalimantan, Gaharu mempunyai nama-nama
antara lain, Ahir, Gaharu, Garu, Halim, Karas, Mengkaras, Engkaras ,
Seringak,
C. Taksonomi
Kingdom : Plantae
Phylum : Spermatophyta
Subphylum : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Order : Thymelaeles
Family : Thymelaeceae
D. Ciri Morfologis
Aquilaria merupakan jenis pohon yang
selalu hijau (evergreen species), termasuk tanaman cepat tumbuh (fast
growing species), tinggi mencapai 40
m, dengan diameter batang hinga 60 cm. Permukaan batangnya licin, berwarna
keputih-putihan, kadang beralur, kayunya yang tidak mengandung resin berwarna putih, ringan dan lembut.
Sedangkan kayu yang mengandung resin berwarna gelap, keras dan berat. Bentuk
daunnya lonjong agak memanjang dengan ukuran panjang 6 – 8 cm lebar 3-4 cm.
Bagian ujung daun meruncing. Daun kering biasanya berwara abu-abu kehijauan,
tepi daun agak bergelombang, melengkung dan kedua permukaan licin serta
mengkilap. Tulang daun sekitar 12-16
pasang. Bunga terdapat pada ujung ranting, ketiak daun atau kadang-kadang di
bawah ketiak daun. Bunga berbentuk lancip , panjang sampai 5 mm, berwarna hijau
kekuning-kuningan atau putih dan berbau harum. Buahnya berbentuk bulat
telur atau lonjong, panjangnya sampai 4
cm, lebar 2,5 cm. Bentuk biji bulat
telur, tertutup rapat oleh rambut yang berwarna merah.
E. Prospek Gaharu
Kebutuhan ekspor gaharu memang semakin meningkat hingga tahun 2000.
Namun hingga akhir tahun 2002 produksi Indonesia mengalami penurunan dan hanya mencapai 45 ton/tahun. Diduga hal
ini disebabkan oleh intensitas pemungutan yang melebihi kapasitas (over
cuting) khususnya terhadap jenis gaharu berkwalitas ekspor tanpa ada upaya
pelestarian.
Memperhatikan kouta dan permintaan yang semakin meningkat tersebut,
maka dalam rangka mempersiapkan era perdagangan bebas mendatang, maka
prosfektif pengembangan dan budidaya gaharu menjadi sangat penting dan
strategis. Hal ini ini tidak saja didukung oleh luasan dan kondisi geografis di
Indonesia umumnya dan Ketapang khususnya
yang memang cocok untuk tumbuh dan berkembangnya tanaman gaharu.
Dengan adanya pengembangan dalam bidang teknologi pertanian dan
budidaya tanaman kehutanan yang semakin maju, maka saat ini pembudidayaan
gaharu tidak saja mengandalkan perkembangbiakan melalui biji (generatif) tapi
juga teknis vegetatif yang sudah cukup maju seperti pencangkokan, stek pucuk
bahkan kultur jaringan. Dengan metode-metode tersebut diharapkan ketersediaan
bibit tanaman gaharu tidak akan mengalami kekurangan.
Dalam hal pemanenen tanaman garahu, saat ini juga telah ditemukan
beberapa jenis jamur yang berfungsi sebagai inokulan yang dapat mempercepat
pembentukan gubal gaharu dengan sistem penyuntikan sehingga masa panen dan
bentuk gubal yang akan diharapkan telah dapat diprediksi dengan rekayasa buatan
tersebut.
F. Pengembangan Gaharu di Kabupaten Ketapang
Pengembangan
gaharu di Kabupaten Ketapang masih sangat memungkinkan bahkan diharapkan dapat
menjadi komoditas unggulan daerah. Hal ini dapat dimaklumi mengingat tanaman
gaharu sudah dikenal oleh masyarakat Kabupaten Ketapang secara luas bahkan
sebelum hasil hutan kayu menjadi andalan
dan mata pencaharian pokok, masyarakat Ketapang lebih dahulu mengenal
perdagangan gaharu walaupun dalam jumlah terbatas dengan species yang terbatas
pula.
Umumnya gaharu tidak memerlukan syarat tumbuh yang khusus, species
ini umumnya dapat tumbuh baik pada
struktur tanah yang ringan sampai berat dan tekstur tanah lempung sampai
berpasir. Species tanaman ini juga dapat tumbuh pada daerah rawa, gambut, hutan
dataran rendah dan hutan pegunungan, bahkan dapat juga ditemui pada celah-celah
bebatuan.
Memperhatikan tempat tumbuhnya yang ada di
Kabupaten Ketapang tanaman gaharu banyak ditemui di hutan dataran rendah,
pinggir-pinggir sungai, diantara kebun-kebun karet, selingan tanaman
perkebunan, di lereng bukit dan pegunungan dengan tinggi tempat 0 – 750 m dpl. Sedangkan pada
dataran rendah dan rawa mempunyai ketinggian tempat 0 – 150 m dpl. Tidak
mengherankan jika saat ini di Kabupaten
Ketapang dikenal beberapa jenis gaharu diantaranya Engkaras, Gaharu Rawa
(dataran rendah) dan Gaharu Gunung.
Mempertimbangkan pentahapan budidaya gaharu
yang tidak begitu sulit maka kedepan diharapkan upaya-upaya pengembangan
species ini dapat lebih maksimal. Pemilihan lokasi penanaman dapat dilakukan
pada kebun-kebun karet masyarakat atau
tembawang milik adat. Pada habitat demikian tanaman ini sangat cocok dan
perkembangan sangat bagus sekali. Dengan demikian masyarakat Kabupaten Ketapang
mempunyai diversifikasi penghasilan, tidak saja dari hasil kebun karet, rotan
dan buah-buahan tapi juga dalam jangka waktu tertentu mereka dapat panen gaharu
yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.
Selain itu, budidaya gaharu juga dapat dikembangkan pada lahan-lahan
terbuka dan kritis yang diakibatkan peladangan berpindah dan kebakaran hutan
sehinga melalui upaya penanaman gaharu tersebut tidak saja jumlah lahan kritis
dapat dikurangi tapi juga dapat memanfaatkan lahan secara maksimal bagi
kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Ketapang.
Dengan penciptaan jaringan pemasaran yang
lancar dan kontak bisnis yang difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Ketapang
dan pelaku bisnis lainnya, maka upaya pengembangan gaharu pada tingkat kelompok
masyarakat akan meningkat. Dengan
bimbingan terpadu dan penyuluhan yang terprogram, inisiasi masyarakat tersebut
akan mudah tercapai. Tentu saja hal tersebut akan berimbas pada penciptaan
lapangan kerja yang menyerap ratusan bahkan ribuan tenaga kerja yang akan
berdampak pada peningkatan pendapatan dan tingkat kesejahteraan masyarakat yang
selama ini bergantung pada hasil hutan kayu (timber minded)
A. Lahan Budidaya
Secara umum, tanaman gaharu dapat
dibudidayakan pada lahan budidaya seperti
:
1. Hutan Alam
Produksi
Penanaman gaharu pada hutan alam produksi ditujukan untuk pengayaan
jenis tanaman di dalam hutan produksi bekas tebangan. Penanaman di lakukan di
lahan hutan produksi yang sudah dilakukan penebangan pada periode setelah 2
tahun istirahat. Jenis yang ditanam pada lokasi ini dapat berupa jenis endemik
yang tumbuh di lingkungan setempat maupun jenis introduksi dari luar. Untuk
lebih meningkatkan peran dan partisifasi masyarakat maka pola kemitraan dalam
pengembangan budidaya sangat penting adanya.
2. Hutan Tanaman
Industri
Sistem penanaman gaharu dapat dilaksanakan secara monokultur dalam bentuk Hutan Tanaman Industri (HTI)
dengan memanfaatkan kawsan hutan. Pola ini diterapkan seperti pada jenis
tanaman lain sebagai bahan baku industri chip, pulp dan kertas.
Dengan pemilihan HTI dengan species
gaharu, diharapkan hasil yang
dicapai dapat lebih maksimal dengan nilai produksi yang lebih tingi. Keuntungan
dengan sistem ini adalah pengelolaan pengusahaan akan lebih terarah dan
terpokus disamping meningkatkan dari sesi kwalitas dan kwantitas gaharui.
3. Hutan Rakyat
Masyarakat dipedesaan umumnya telah mempunyai hutan atau kebun-kebun
rakyat yang telah ditanami karet dan buah-buahan. Pada lahan tersebut kadang
juga ditemui tumbuhnya gaharu dalam jumlah terbatas.
Dengan habitat yang demikian, maka sebenarnya gaharu sangat prosfektif
untuk dikembangkan dan dibudidayakan, namun selama ini memang masyarakat tidak
terpokus pada pengembangan tanaman gaharu karena disamping masih minimnya
pengetahuan juga sulitnya pemasaran dan rendahnya kwalitas gaharu.
4.
Lahan Perkebunan
5.
Lahan milik sendiri
B. Sistem Penanaman
1. Monokultur
2. Tumpang Sari
3. Campuran
C. Persiapan Lahan
1. Pembersihan Lahan
2. Pengolahan Lahan
3. Pengajiran dan
Pembuatan Lobang Tanam
4. Pemupukan dan
proteksi lubang tanam
D. Pengadaan Bibit
1. Penyiapan Bibit
2. Pengangkutan
Bibit
E. Penanaman
F. Pemeliharaan
1. Penyulaman
2. Penyiangan
3. Pengemburan
4. Pemupukan
5. Pengendalian Hama
dan penyakit
ituBola - Situs Judi Bola Online | Sportsbook Terlengkap & Terpercaya
BalasHapusSitus Judi Online Sportsbook Terpercaya, Terbaik serta Berlisensi di Indonesia. Menyediakan berbagai macam permainan Sportsbook Terlengkap.
Cukup 1 User id untuk bermain semua taruhan Permainan Meliputi :
- Sportsbook Terlengkap
• Sepak Bola
• BasketBall
• Esports
• Dan Lainnya
Menang Lebih Mudah Disini Serta Dapatkan Juga :
=> Bonus Cashback 5% (Yang dibagikan setiap Hari Seninnya).
=> Pelayanan Terbaik Dengan Customer Service 24 Jam Nonstop.
Deposit Bisa Melalui :
=> Via Bank Lokal Indonesia.
=> Via OVO, GOPAY, PULSA Telkomsel & XL/Axis Atau E-Payment Lainnya.
• Minimal Deposit 25,000 | Minimal Withdraw 50,000
• Proses Deposit & Withdraw Tercepat
Untuk Pendaftaran Hubungi Kontak Kami:
- LINE : itubola757
- WHATSAPP : +85517696120
- LIVE CHAT : ituBola