Sabtu, 19 Mei 2012

BUDIDAYA GAHARU (Aquilaria malacensis Lamk)

 
 
 MATERI PENYULUHAN KEHUTANAN
BUDIDAYA GAHARU (Aquilaria malacensis Lamk)
Pitriyadi, S.Hut M. Si

A.  Pendahuluan  

Tanaman gaharu merupakan jenis tanaman yang dapat menghasilkan damar wangi yang dikelompokan dalam komoditas kehutanan golongan hasil hutan bukan kayu (HHBK). Hingga saat ini komoditas ini merupakan produk ekspor yang sangat disukai oleh konsumen dari berbagai negara seperti  Timur Tengah, Taiwan, Korea, Jepang sebagai bahan upacara ritual keagamaan, pewangi ruangan bahkan untuk kosmetik. Adapun jenis-jenis pohon yang dapat menghasilkan gaharu adalah pohon-pohon yang masuk dalam famili Thymeleaceae, Leguminoceae dan Euphorbiaceae. Jenis gaharu yang dapat menghasilkan gubal gahar kualitas ekspor adalah tanaman dari genus Aquilaria (A. malacensis, A. hirta, A. microcarpa, A. bonensis, A.becariana, A. agalocha) dan genus Grynops (G.cumingiana, G.versegii). Sedangkan gubal gaharu adalah kayu yang berasal dari pohon  atau bagian pohon penghasil gaharu, memiliki kandungan damar wangi dengan aroma yang agak kuat ditandai dengan warnanya yang agak kehitam-hitaman berseling coklat.
Gaharu merupakan tanaman yang mempunyai nilai ekonomi yang sangat tinggi yang sudah diperdagangkan oleh Bangsa Indonesia sejak jaman pemerintahan Belanda pada tahun 1918 –1925 dengan volume ± 11ton/tahun.  Setelah era kemerdekaan ekspor gaharu semakin meningkat  tercatata pada tahun 1983 – 1987 volumenya ± 103 ton/tahun dengan nilai US$ 311.000, tahun 1990-1998 mencapai 165 ton /tahun dengan nilai transaksi  US$ 2 juta dan hingga akhir tahun 2002 mencapai 446 ton/tahun dengan nominal  US $  2,2 juta.
Semakin tahun permintaan konsumen luar negeri tehadap komoditas gaharu semakin meningkat. Hal ini menyebabkan intensitas perburuan masyarakat terhadap spesies tanaman ini semakin meningkat. Kurangnya pengetahuan membedakan pohon “berisi” dan “tidak berisi” mengakibatkan masyarakat pemungut gaharu menebang secara spekulatif. Akibatnya banyak pohon yang tidak mempunyai gubal menjadi sia-sia bahkan terancam kelangkaan dan punah.
Memperhatikan prospek permintaan pasar yang semakin meningkat setiap tahunnya, maka tentu saja alternatif budidaya tanaman gaharu menjadi kebutuhan yang sangat mendesak sekali. Hal ini penting, karena tidak saja untuk melestarikan komoditas berharga tersebut namun lebih jauh juga dapat meningkatkan pendapatan dan penghasilan masyarakat di Kabupaten Ketapang yang saat ini masih ketergantungan terhadap hasil hutan kayu.



B.    N a m a

Masyarakat dunia mengenal gaharu dengan istilah Aloeswood, Aloes  Wood, Agar wood, Agar wood, Gaharu, Jin koh, Jinko, Eagel wood, Oud, Ood dan ud.  Di Malaysia gaharu dikenal sebagai kayu Ching Keras, Gaharu, Gloop Gaharu, Kekeras dan Kepang . Potongan gaharu di Arab Saudi dikenal dengan istilah Al-Bakhor.
Di Sumatra, Papua, Sulawesi dan Kalimantan, Gaharu mempunyai nama-nama antara lain, Ahir, Gaharu, Garu, Halim, Karas, Mengkaras, Engkaras , Seringak,

C.   Taksonomi

Kingdom                 :     Plantae
Phylum                   :     Spermatophyta
Subphylum              :     Angiospermae
Class                      :     Dicotyledonae
Order                     :     Thymelaeles
Family                    :     Thymelaeceae

D.    Ciri Morfologis

Aquilaria  merupakan jenis pohon yang selalu hijau (evergreen species), termasuk tanaman cepat tumbuh (fast growing species),  tinggi mencapai 40 m, dengan diameter batang hinga 60 cm. Permukaan batangnya licin, berwarna keputih-putihan, kadang beralur, kayunya yang tidak mengandung  resin berwarna putih, ringan dan lembut. Sedangkan kayu yang mengandung resin berwarna gelap, keras dan berat. Bentuk daunnya lonjong agak memanjang dengan ukuran panjang 6 – 8 cm lebar 3-4 cm. Bagian ujung daun meruncing. Daun kering biasanya berwara abu-abu kehijauan, tepi daun agak bergelombang, melengkung dan kedua permukaan licin serta mengkilap.  Tulang daun sekitar 12-16 pasang. Bunga terdapat pada ujung ranting, ketiak daun atau kadang-kadang di bawah ketiak daun. Bunga berbentuk lancip , panjang sampai 5 mm, berwarna hijau kekuning-kuningan atau putih dan berbau harum. Buahnya berbentuk bulat telur  atau lonjong, panjangnya sampai 4 cm, lebar 2,5 cm.   Bentuk biji bulat telur, tertutup rapat oleh rambut yang berwarna merah.
  

E.     Prospek  Gaharu

Kebutuhan ekspor gaharu memang semakin meningkat hingga tahun 2000. Namun hingga akhir tahun 2002 produksi Indonesia mengalami penurunan  dan hanya mencapai 45 ton/tahun. Diduga hal ini disebabkan oleh intensitas pemungutan yang melebihi kapasitas (over cuting) khususnya terhadap jenis gaharu berkwalitas ekspor tanpa ada upaya pelestarian.
Memperhatikan kouta dan permintaan yang semakin meningkat tersebut, maka dalam rangka mempersiapkan era perdagangan bebas mendatang, maka prosfektif pengembangan dan budidaya gaharu menjadi sangat penting dan strategis. Hal ini ini tidak saja didukung oleh luasan dan kondisi geografis di Indonesia umumnya dan Ketapang khususnya  yang memang cocok untuk tumbuh dan berkembangnya tanaman gaharu.
Dengan adanya pengembangan dalam bidang teknologi pertanian dan budidaya tanaman kehutanan yang semakin maju, maka saat ini pembudidayaan gaharu tidak saja mengandalkan perkembangbiakan melalui biji (generatif) tapi juga teknis vegetatif yang sudah cukup maju seperti pencangkokan, stek pucuk bahkan kultur jaringan. Dengan metode-metode tersebut diharapkan ketersediaan bibit tanaman gaharu tidak akan mengalami kekurangan.
Dalam hal pemanenen tanaman garahu, saat ini juga telah ditemukan beberapa jenis jamur yang berfungsi sebagai inokulan yang dapat mempercepat pembentukan gubal gaharu dengan sistem penyuntikan sehingga masa panen dan bentuk gubal yang akan diharapkan telah dapat diprediksi dengan rekayasa buatan tersebut.

F.     Pengembangan Gaharu di Kabupaten Ketapang

Pengembangan gaharu di Kabupaten Ketapang masih sangat memungkinkan bahkan diharapkan dapat menjadi komoditas unggulan daerah. Hal ini dapat dimaklumi mengingat tanaman gaharu sudah dikenal oleh masyarakat Kabupaten Ketapang secara luas bahkan sebelum hasil hutan kayu menjadi andalan  dan mata pencaharian pokok, masyarakat Ketapang lebih dahulu mengenal perdagangan gaharu walaupun dalam jumlah terbatas dengan species yang terbatas pula.
Umumnya gaharu tidak memerlukan syarat tumbuh yang khusus, species ini  umumnya dapat tumbuh baik pada struktur tanah yang ringan sampai berat dan tekstur tanah lempung sampai berpasir. Species tanaman ini juga dapat tumbuh pada daerah rawa, gambut, hutan dataran rendah dan hutan pegunungan, bahkan dapat juga ditemui pada celah-celah bebatuan.
Memperhatikan tempat tumbuhnya yang ada di Kabupaten Ketapang tanaman gaharu banyak ditemui di hutan dataran rendah, pinggir-pinggir sungai, diantara kebun-kebun karet, selingan tanaman perkebunan, di lereng bukit dan pegunungan dengan  tinggi tempat 0 – 750 m dpl. Sedangkan pada dataran rendah dan rawa mempunyai ketinggian tempat 0 – 150 m dpl. Tidak mengherankan jika saat ini  di Kabupaten Ketapang dikenal beberapa jenis gaharu diantaranya Engkaras, Gaharu Rawa (dataran rendah) dan Gaharu Gunung.
Mempertimbangkan pentahapan budidaya gaharu yang tidak begitu sulit maka kedepan diharapkan upaya-upaya pengembangan species ini dapat lebih maksimal. Pemilihan lokasi penanaman dapat dilakukan pada  kebun-kebun karet masyarakat atau tembawang milik adat. Pada habitat demikian tanaman ini sangat cocok dan perkembangan sangat bagus sekali. Dengan demikian masyarakat Kabupaten Ketapang mempunyai diversifikasi penghasilan, tidak saja dari hasil kebun karet, rotan dan buah-buahan tapi juga dalam jangka waktu tertentu mereka dapat panen gaharu yang mempunyai nilai ekonomis tinggi.
Selain itu, budidaya gaharu juga dapat dikembangkan pada lahan-lahan terbuka dan kritis yang diakibatkan peladangan berpindah dan kebakaran hutan sehinga melalui upaya penanaman gaharu tersebut tidak saja jumlah lahan kritis dapat dikurangi tapi juga dapat memanfaatkan lahan secara maksimal bagi kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Ketapang.
Dengan penciptaan jaringan pemasaran yang lancar dan kontak bisnis yang difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Ketapang dan pelaku bisnis lainnya, maka upaya pengembangan gaharu pada tingkat kelompok masyarakat akan meningkat.  Dengan bimbingan terpadu dan penyuluhan yang terprogram, inisiasi masyarakat tersebut akan mudah tercapai. Tentu saja hal tersebut akan berimbas pada penciptaan lapangan kerja yang menyerap ratusan bahkan ribuan tenaga kerja yang akan berdampak pada peningkatan pendapatan dan tingkat kesejahteraan masyarakat yang selama ini bergantung pada hasil hutan kayu (timber minded)

A.  Lahan Budidaya

           Secara umum, tanaman gaharu dapat dibudidayakan pada lahan budidaya seperti  :
1.       Hutan Alam Produksi
Penanaman gaharu pada hutan alam produksi ditujukan untuk pengayaan jenis tanaman di dalam hutan produksi bekas tebangan. Penanaman di lakukan di lahan hutan produksi yang sudah dilakukan penebangan pada periode setelah 2 tahun istirahat. Jenis yang ditanam pada lokasi ini dapat berupa jenis endemik yang tumbuh di lingkungan setempat maupun jenis introduksi dari luar. Untuk lebih meningkatkan peran dan partisifasi masyarakat maka pola kemitraan dalam pengembangan budidaya sangat penting adanya.

2.       Hutan Tanaman Industri
Sistem penanaman gaharu dapat dilaksanakan secara monokultur  dalam bentuk Hutan Tanaman Industri (HTI) dengan memanfaatkan kawsan hutan. Pola ini diterapkan seperti pada jenis tanaman lain sebagai bahan baku industri chip, pulp dan kertas.
Dengan pemilihan HTI dengan species  gaharu, diharapkan hasil  yang dicapai dapat lebih maksimal dengan nilai produksi yang lebih tingi. Keuntungan dengan sistem ini adalah pengelolaan pengusahaan akan lebih terarah dan terpokus disamping meningkatkan dari sesi kwalitas dan kwantitas gaharui.

3.       Hutan Rakyat
Masyarakat dipedesaan umumnya telah mempunyai hutan atau kebun-kebun rakyat yang telah ditanami karet dan buah-buahan. Pada lahan tersebut kadang juga ditemui tumbuhnya gaharu dalam jumlah terbatas.
Dengan habitat yang demikian, maka sebenarnya gaharu sangat prosfektif untuk dikembangkan dan dibudidayakan, namun selama ini memang masyarakat tidak terpokus pada pengembangan tanaman gaharu karena disamping masih minimnya pengetahuan juga sulitnya pemasaran dan rendahnya kwalitas gaharu.

4.          Lahan Perkebunan
5.          Lahan milik sendiri

B.  Sistem Penanaman

1.      Monokultur
2.      Tumpang Sari
3.      Campuran

C.   Persiapan Lahan
1.      Pembersihan Lahan
2.      Pengolahan Lahan
3.      Pengajiran dan Pembuatan Lobang Tanam
4.      Pemupukan dan proteksi lubang tanam

D.  Pengadaan Bibit
1.      Penyiapan Bibit
2.      Pengangkutan Bibit

E.    Penanaman

F.     Pemeliharaan
1.      Penyulaman
2.      Penyiangan
3.      Pengemburan
4.      Pemupukan
5.    Pengendalian Hama dan penyakit



1 komentar:

  1. ituBola - Situs Judi Bola Online | Sportsbook Terlengkap & Terpercaya

    Situs Judi Online Sportsbook Terpercaya, Terbaik serta Berlisensi di Indonesia. Menyediakan berbagai macam permainan Sportsbook Terlengkap.

    Cukup 1 User id untuk bermain semua taruhan Permainan Meliputi :
    - Sportsbook Terlengkap
    • Sepak Bola
    • BasketBall
    • Esports
    • Dan Lainnya

    Menang Lebih Mudah Disini Serta Dapatkan Juga :
    => Bonus Cashback 5% (Yang dibagikan setiap Hari Seninnya).
    => Pelayanan Terbaik Dengan Customer Service 24 Jam Nonstop.

    Deposit Bisa Melalui :
    => Via Bank Lokal Indonesia.
    => Via OVO, GOPAY, PULSA Telkomsel & XL/Axis Atau E-Payment Lainnya.

    • Minimal Deposit 25,000 | Minimal Withdraw 50,000
    • Proses Deposit & Withdraw Tercepat

    Untuk Pendaftaran Hubungi Kontak Kami:
    - LINE : itubola757
    - WHATSAPP : +85517696120
    - LIVE CHAT : ituBola

    BalasHapus