Jumat, 29 Juni 2012

LEBAH MADU HUTAN LESTARI



Pelatihan Budidaya lebah Madu (Apis mellifera) dilaksanakan selama 2 (dua) hari yaitu dari tanggal 26 – 27 Juni 2012 di Desa Tayap Kec. Nanga Tayap Kab. Ketapang Kalimantan Barat.
Peserta pelatihan sebanyak 30 orang dari 6 kecamatan, yaitu Kec Nanga Tayap, kec. Sandai, kec. Simpang Dua, Kec. Jelai Hulu, Kec. Tumbang Titi
dan Kec. Manis Mata.

SEJARAH LEBAH MADU DI INDONESIA

Sejarah Lebah madu di dunia sudah ada sejak dari peradaban manusia terbentuk. Hampir semua kitab suci di muka bumi ini, dari Alquran, injil, tripitaka,  serta kitab-kitab yang diyakini pengikutnya, banyak memuat apa, bagaimana, kegunaan, manfaat/khasiat serta cerita tentang lebah dan madunya.
Pada zaman Fir’aun, lebah madu juga sangat terkenal sehingga diukir di diding-dinding Pyramid. Cleopatra diceritakan menggunakan madu alam sebagai alat untuk merawat kecantikannya yang sangat terkenal seluruh dunia.
Pitriyadi memperkenalkan jenis Ratu, pekerja dan lebah jantan

DI INDONESIA
1.          Peternakan atau budidaya lebah telah dimulai pada tahun 1884 oleh DR. D. Horst dengan mengembangbiakan Apis cerana.
2.       Rijkens pada tahun  1877 mendatangkan lebah jenis Apis mellifera sebanyak 14 koloni ke Indonesia
3.        Pemerintah Belanda juga membangun Pusat contoh ternak lebah Apis  cerana di Jawa Tengah yang diprakarsai oleh mr. m. Kutsche
4.         Mr. Oudemans 1904 menemukan hama parasit lebah A. cerana
5.          Pada tahun 1960 ternak lebah lokal jenis Apis cerana dilaksanakan di Desa Antiga Karang Asem Bali
6.           Tahun 1972, Indonesia melalui Pusat Perlebahan Pramuka mendapat hibah lebah jenis Apis mellifera sebanyak 25 koloni dari Australia Freedom For Hunger Campaign Committee (AFFHC)
7.            Pembangunan Pusat Apiari Pramuka di Cibubur Jakarta tahun 1973
Membuka penutup kotak lebah dengan hati-hati agar lebah tidak terkejut


pemberian cairan gula sebagai makanan sementara lebah

Negara Indonesia sangat  tertinggal dalam hal pembudidayaan lebah madu bila dibandingkan dengan negara i Australia, Rumania, Jerman, Meksiko, Jepang dan China hal ini dimaklumi karena usaha perlebahan belum mendapat perhatian penuh dari pemerntah karena hasilnya tidak secara signifikan memberikan sumbangan maksimal bagi negara, daerah dan masyarakat

                                                       TAKSONOMI
Kingdom        :  Animalia
Phylum          :   Arthopoda
Class              :  Insecta
Ordo              :  Apidae
Genus            :  Apis
Species          :  A. andreniformis
                           A. cerana
                           A. dorsata
                           A. florea
                           A. koschevnikovi
                           A. laboriosa
                           A. mellifera

LEBAH HUTAN/ALAM (Apis dorsata)
1.            BERKEMBANG HANYA DIKAWASAN SUB TROPIS DAN TROPIS ASIA
2.          TIDAK TERDAPAT DILUAR ASIA
3.           SARANG LEBAH INI DIBANGUN SECARA TUNGGAL DENGAN JUMLAH SISIRAN HANYA SELEMBAR YANG MENGGANTUNG PADA CABANG POHON
4.         KADANG DITEMUKAN DI TEBING BATUAN DAN CELAH BANGUNAN
5.      UKURAN SARANG BERVARIASI MAKSIMAL 2 METER
6.     AGRESIF DAN GANAS
7.      BELUM BERHASIL DIBUDIDAYAKAN
8.      JUMLAH MADU YANG DIHASILKAN BERVARIASI
Membiasakan anak-anak untuk membudidayakan lebah madu

Pemberdayaan ibu rumah tangga dalam budidaya lebah madu

MANFAAT/KHASIAT
MADU ALAM / MADU HUTAN
A.     MENINGKATKAN DAYA TAHAN
B.      MENYEBUHKAN DARAH TINGGI/DARAH RENDAH
C.      MEMBUAT ENAK TIDUR
D.     MENGOBATI REMATIK
E.       MEMPERLANCAR FUNGSI OTAK
F.      MENYEMBUHKAN LUKA BAKAR

POTENSI MADU ALAM DI KETAPANG
DULU….

Kabupaten Ketapang terletak di Selatan Provinsi Kalimantan Barat dengan luas 31.850 Km3 atau 21 % dari wilayah Kalimantan Barat. Sebagai Kabupaten terluas, Ketapang mempunyai hutan dan lahan yang sangat luas dengan sumber daya alam yang melimpah. Kekayaan keanekaragaman hayatinya sangat tinggi sekali. Pohon-pohon dan tanaman berbunga sangat banyak, tumbuh dan berkembang. Hal ii tentu saja  sebagai salah satu factor pendorong tingginya potensi madu alam di Ketapang
Secara umum, hutan dan dan sumber daya alamnya yang melimpah memberikan ruang hidup yang sangat bagus bagi perkembangbiakan lebah hutan.
Dahulu, alam dan lingkungan hidup di Ketapang masih sangat ramah, polusi udara sangat kurang,  kebakaran hutan yang memusnahkan seluruh srata pohon sangat jarang sekali. Kegiatan illegal logging sangat sedikit, kalaupun ada hanya untuk kebutuhan masyarakat saja.
Tidak mengherankan 20 (dua puluh) kecamatan di Ketapang menjadi sentra lebah dan penghasil madu alam berkwalitas
Cerita indah, suka, duka  atau haru tentang memanen atau memuar penyengat hampir dapat ditemui di semua desa yang pernah “memuar” penyengat
Hijaunya hutan, lestarinya pohon yang ditopang dengan kearifan lokal masyarakat mendorong lingkungan tetap terjaga, tidak aneh, kalau setiap panen madu hasilnya sangat berlimpah bahkan bisa berdrum drum

NAMUN SAAT INI..
Hutan makin sedikit,
Lahan terbuka makin banyak ,
Kebun sawit dimana-mana
Kemarau panjang
Musim berbunga tidak menentu
Kebakaran hutan setiap tahun
Lebah makin jarang ”inggap”
Sarang makin sedikit / kosong
Panen madu tidak setiap tahun atau musim
Jumlah sarang nya semakin berkurang
Penyengatnya ”jauh”
Panen Madu hutan semakin sedikit jumlahnya

ADA BEBERAPA PENYEBAB MENGAPA PANEN MADU BERKURANG
Karena :
l  MAKANAN LEBAH MAKIN KURANG
l  POHON HINGGAPNYA SEMAKIN BERKURANG
l  GANGGUAN ASAP KEBAKARAN
l  LEBAH BERMGRASI KE TEMPAT LAIN
l  KEARIFAN LOKAL SEMAKIN BERKURANG
l  KURANGNYA PENGETAHUAN DALAM PEMANENAN

BAGAIMANA AGAR PANEN MADU HUTAN TETAP LESTARI
Kita mesti belajar dengan saudara-saudara kita di sekitar Taman Nnasional Danau Sentarum Kapuas Hulu.
1.        Pada tahun 1996, 3 orang wakil kel. Masyarakat di Kapuas Hulu belajar ke Vietnam
2.      Mereka membentuk Asosiasi Periau Danau Sentarum (APDS)
3.      Saat ini, panen madu alam mereka terus produksi, lestari dan ramah lingkungan
4.     Mereka mendapat pengakuan dari Otoritas Kompeten Pangan Organik (OKPO)
5.      Mereka telah tergabung dalam Jaringan Madu Hutan Indonesia (JMHI)
6.     Mendapat sertifikat madu organik pertama di Indonesia


DULU mereka panen madu malam hari
Mengunakan api sehingga membunuh lebah
Mengambil seluruh sarang lebah
Banyak yang terbuang

SAAT INI 
1. Mereka panen madu SIANG HARI
2. Tidak mengambil seluruh sarang lebah hanya bagian kepala madunya saja dengan menyisakan sekitar 3 cm bagi anak lebah untuk hidup.
3.  Madu di ekstrak di sarangnya dengan cara tetes menggunakan saringan halus bukan diperas

Pengumpulan madu hutan secara lestari  dilakukan juga dengan membuat TIKUNG atau Dahan buatan dari pohon kayu Tembesu yang sudah mati
Tikung diletakan di pohon-pohon sebagai sarang lebah hutan
Pada saat musim berbunga, lebah mencari makan dan membuat sarang di Tikung

ANCAMAN MADU ALAM DI K. HULU
Adalah Penebangan Hutan, Kebakaran dan Banjir

KWALITAS Lebah Madu alam tetap terjaga, karena petani :
o 1. Penggunaan sarung tangan karet
o 2. Wadah/tempat tertutup
o 3. Saringan atau pisau yang bersih
o 4. Pengepakan yang standar
o 5. Masyarakat KOMITMEN menjaga Hutan tetap LESTARI

Kita berharap, dengan komitmen bersama semua pihak untuk menjaga dan melestarikan hutan, akan mendorong terciptanya kondisi lingkungan hidup yang kondusif dan ”welcome” dengan hidupan liar terutama Lebah alam (Apis dorsata).
Tanpa kerja keras semua pihak untuk menjaga hutan ini, maka lebah hutan atau penyengat akan hanya menjadi cerita bagi anak cucu nantinya.

Selasa, 05 Juni 2012

DUTA LH 2012



 DUTA LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KETAPANG TAHUN 2012
LSM K3 dan KPA KHATULISTIWA jadi Mitra PEMKAB kETAPANG

KETAPANG. Permasalahan  lingkungan hidup saat ini dirasakan sangat kompleks sekali. Deforestasi yang menyebabkan terdegradasinya kawasan hutan secara sistemik semakin menghilangkan fungsi hutan secara langsung maupun tidak langsung. Illegal Logging, kebakaran hutan, perladangan berpindah, perambahan kawasan hutan, okupasi kawasan cagar alam dan taman nasional serta kawasan konservasi lainnya semakin mempercepat musnahnya keanekaragaman hayati Indonesia yang dikenal sebagai negara megabiodiversity.
Salim dan Endah Duta LH Ketapang 2009


Selama ini, masyarakat desa, masyarakat kampong, wong cilik, grassroot  yang selalu dituduh sebagai perusak lingkungan. Karena masyarakat kecil hanya bisa melakukan  Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI)  di lokasi yang berdekatan dengan tempat tinggal mereka. Namun saat ini ternyata perusahaan-perusahaan yang secara Legal memegang Izin Kuasa pertambangan, diduga lebih HEBAT dalam merusak hutan dan lahan. 
Erwin Suryadi dan Tiara Duta LH Ketapang 2011

Secara siginifikan kehancuran lingkungan hidup secara gradual ternyata lebih dominan oleh yang LEGAL. Komitmen dan tanggungjawab perusahaan pertambangan untuk melakukan REKLAMASI hanya sebatas teori. Buktinya, dari sekian ratus yang beroperasi di Ketapang, hanya hitungan jari yang menyediakan dana In Call untuk meminimalisir kerusakan Lingkungan Hidup. 
Kunjungan Duta LH ke TPA 

Permasalahan sampah, polusi udara, air, tanah, bahan baku berbahaya, kotornya lingkungan, berkurangnya nilai estetika, kurangnya ruang terbuka hijau, sifat dan sikap masyarakat yang belum sadar lingkungan, menjadi “bom waktu” bagi bumi dan SDA strategis lainnya.
Konflik lahan, pencemaran, kerusakan LH, Isu-isu Climate Change dan global warming  bukan lagi isu internasional dan hanya dianggap angin lalu saja, namun sudah saatnya semua pihak harus memberikan kontribusi untuk penyelamatan Bumi dan Lingkungan Hidup yang lebih baik.


Duta Lingkungan Hidup, dipandang sebagai salah satu agent  untuk mengkampanyekan penyelamatan Lingkungan Hidup. Duta lingkungan hidup diharapkan dapat mengajak masyarakat secara luas untuk mensinergikan upaya penyelamatan Lingkungan hidup dengan perubahan gaya hidup dan kebiasaan sehingga lebih “ramah” dan humanis dengan lingkungannya.
Duta Lingkungan Hidup di Ketapang Kalimantan Barat, telah dimulai sejak tahun 2008. Pemerintah Kabupaten Ketapang melalui Kantor Lingkungan Hidup (KLH) bermitra dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Khatulistiwa Kota Kita (K3) dan Kelompok Pecinta Alam (KPA) Khatulistiwa Ketapang sebagai Penyelenggara kegiatan dari tahun 2008 hingga 2012 ini. 
LSM K3 MITRA PELAKSANA KEGIATAN DUTA LH KETAPANG

Pemilihan Duta LH Ketapang bukan hanya asal pilih dan icak-icak/ecek-ecek,  semua dilakukan secara selektif dan professional. Peserta diseleksi administrasi, ada karantina, materi kelas, pengantar LH, kelas psikologi, beauty class, Table manner,  kunjungan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), membersihkan pantai, kunjungan ke hutan kota dan wawancara/interview. Semua ditangani tenaga ahli dan professional dalam bidangnya.
BRAIN, BEAUTY, BEHAVIOR  menjadi pertimbangan utama. Tidak ada unsur  politik, tekanan, kekeluargaan, kedekatan, hubungan emosional atau “titipan”  dari pihak lain, semua calon peserta berkesempatan dan mempunyai peluang untuk menjadi DUTA LH Ketapang., Dewan juri yang berasal dari KLH, PKK, LSM K3 dan Psikolog betul-betul menjaga integritas untuk memilih yang terbaik.

Tahun 2012 ini, kegiatan Malam Puncak Duta Lingkungan Hidup dilaksanakan di Gedung Pancasila Ketapang pada hari Minggu tanggal 3 Juni 2012. Terpilih sebagai duta adalah DANI JULIAN putra Ketapang yang juga mahasiswa Fak. Ekonomi Untan Pontianak dan SARI GAYATRI, S.Pd Guru di SMP Negeri 3 Ketapang. Selain mendapatkan Piala Tetap, piagam, vandel dan Uang Pembinaan mereka juga akan dilibatkan dalam kegiatan kampanye, penyuluhan, sosialisasi dan peran lainnya sebagai Duta LH selama setahun. 
KPA KH sebagai Mitra pelaksana Duta LH Ketapang

Kegiatan Duta LH tahun 2012 ini, tidak dapat dilepaskan dari partisifasi dan kontribusi maksimal dari Disbudparpora, DKP Ketapang, PKK Ketapang, Telkomsel, Radio Gema Solidaritas, Radio Renita, Radio Vinka,  Salon-salon, sanggar tari, Atap Langit Modelling, Taruna Siaga Bencana (TAGANA), Psikolog Ketapang, Pak Hermanto, S.Pd selaku koreopgraper, Bang Lufti Faurusal Hasan, SP, Raden Abdillah, Zulfahmi, Andre,  Zainudin, Dani, Fery, Budi, Doni, acik sadri, faisal, ferdi, Iyan Tagana, Sahran, Kiram (Equator), Ashri (Ptk Post), Ali (Tribune Ptk), Selvi (Berkat) dll. Terima kasih atas kerjasamanya.
Penyelenggaraan kegiatan Duta LH tentu saja masih banyak kekurangan dalam pelaksanaaanya, untuk itu saran dan masukan yang konstruktif dari semua pihak tentu sangat diharapkan 

Duta LH di pembuangan sampah



Duta LH belajar pembuatan Kompos organik
Duta LH harus berdiri di depan menyuarakan kerusakan LH

DUTA LINGKUNGAN HIDUP KETAPANG

2008 Winda
2009  Salim Afrianto -  Endah
2010  Wendy  - Cyntia
2011  Erwin Suryadi  - Tiara
2012 DANI JULIAN – SARI GAYATRI, S.Pd
Partisifasi ATAP LANGIT MODELLING dalam Duta LH 2012, Mantap



Para Pemenang Duta LH Kab. Ketapang  2012



Minggu, 27 Mei 2012

HYMNE GURU DAN IRONI PENCIPTANYA




HYMNE GURU DAN IRONI PENCIPTANYA


Pahlawan Tanpa Tanda Jasa
Cip. Sartono

Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu

Engkau sabagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Tanpa tanda jasa


Rasanya tidak ada murid-murid dari SD, SMP/MTs, SMA/SMK/MA yang tidak tahu atau tidak pernah menyanyikan  Hymne Guru. Pasti semua pernah. Murid pintar, kurang pintar, murid penurut, rajin, murid badung dan tukang onar sekalipun, pasti dengan semangat menyanyikan lagu ini. Maklum, ini lagu Wajib Nasional Men !!!

Lagu ini, juga sering kami nyanyikan bersama-sama di SDN 10  Kampung Kantor Kecamatan Matan Hilir Utara Ketapang Kalimantan Barat  (sekarang Kec. Delta Pawan). Perpisahan waktu kelas III di SMP Negeri I Ketapang  tahun 1991, lagu ini menjadi sangat Hits. sekali.  Saat Pelepasan siswa/siswi kelas III di SMA Negeri I Ketapang tahun 1993, lagu ini lagi-lagi sangat diminati hehehe.. Biasanya diakhiri dengan  tadisi cium tangan dan pelukan antara murid dan guru, melowww ya

Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei setiap tahunnya, lagu ini dinyanyikan semua murid SD/SMP/SMA  sebagai wujud tanggungjawab terhadap nusa, bangsa dan Negara.
Hingga tamat kuliah, tahun 1998, Ane belum tau juga "siapa" pengarang/pencipta lagu Inspiratif tersebut.

Ternyata, lagu penuh makna dan sarat pesan-pesan moral tersebut ditulis oleh seorang Guru Swasta, honorer yang bernama SARTONO yang dilahirkan di Madiun pada 29 Mei 1936. Melalui tinta emasnya, lagu Hymne Guru ini begitu menginspirasi seluruh rakyat dan bangsa Indonesia untuk menempatkan dan memuliakan guru sebagai pencerah bangsa ini.
Malang nian nasib pak Sartono, disaat sebagian besar guru semakin meningkat kesejahteraannya bahkan ditunjang dengan dana sertifikasi, ia yang mengajar musik di SMP Purna Karya Bhakti Madiun atau SMP Kristen Santo Bernadus, dari  tahun 1978, hingga “pensiun” pada 2002 lalu, Sartono tetap menyandang guru honorer. Ia tak punya gaji pensiunan, karena statusnya bukan guru Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Untuk menambah dan "menambal" periuk dapurnya , Sartono mengajar musik. Sepekan sekali, Sartono yang pandai bermain piano, gitar, dan saksofon, ini rutin mengajar kulintang di Perhutani Nganjuk, sekira 60 kilometer dari rumahnya di Madiun.
Beruntung, istrinya Ignasia Darmiyati, masih mendapatkan dana pensiun 1 jutaan dari pekerjaannya dulu sebagai Guru SDN. Seniman kampung yang beragama ISLAM ini kini tinggal di Jl Halmahera Madiun, Jatim tanpa anak, hanya didampingi 2 orang keponakannya. 

Pak Sartono, yang udah mulai kurang daya ingatnya ini, tidak pernah mendapatkan Royalti dari lagu “wajib” Departemen Pendidikan ini.Berkali-kali ia dijanjikan, namun hingga kini ia tidak pernah menerimanya.
“ Uang dan penghargaan bukan tujuan saya. Saya ikhlas menciptakan lagu tersebut. Saya cukup senang lagu tersebut terkenal,” ujarnya suatu ketika. Ia tidak pernah mengharapkan imbal jasa, balas budi atau pamrih dari pihak manapun. Sebuah prinsip yang patut dibanggakan. Langka untuk saat ini.
Lagu Pahlawan Tanpa tanda jasa  tersebut, diciptakannya pada era Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Joesoef.
Sartono bercerita, tahun 1980 waktu naik bus ke Madiun ia membaca  Koran yang memuat  pengumuman lomba cipta lagu hymne guru. Sebagai seniman, dia tergelitik mengikuti. ’’Setiba di rumah, sambil rengeng-rengeng, bahkan sambil singsot (bersiul), dia menggubah nada dan menulis lagu itu. 

Namun, ketika akan membuat lirik lagu, inspirasinya mandek. Saat itulah Darmiyati yang baru pulang dari Madura, karena pindah tugas sebagai guru di Madiun, bercerita soal nasib temannya sesama guru.
’’Di luar dugaan, justru cerita saya itu menjadi inspirasi Bapak menulis lirik. Bahkan, tidak lama kemudian lirik lagu itu jadi, dan dicoba dinyanyikan. Akhirnya setelah merasa pas, lagu itu dikirimkan ke Panitia Lomba Cipta Lagu.’’ Ujar Istri Sartono
Sartono masih ingat, dia menjual jas untuk datang langsung langsung ke Jakarta, meski sebetulnya bisa saja dikumpulkan lewat Kantor Dinas P dan K di Madiun.
Di luar dugaan, lagunya menang dengan menyisihkan 200 peserta dari seluruh Indonesia. Seleksi dimulai dari 200 diambil 100, kemudian diseleksi lagi menjadi tinggal 50, susut lagi 25, susut lagi 10, kemudian dipilih lima, akhirnya tinggal tiga. ’’Satu lagu saya, dua lainnya kiriman dari Manado dan Bogor. 


Oleh panitia tidak dipilih juara I, namun peringkatnya lagu karya saya teratas. Jadilah saya pemenang lomba lagu Hymne Guru. Salah satu kelebihannya, karena ditulis dengan not balok dan not angka sekaligus,’’ tuturnya. Hadiahnya besar untuk saat itu, Rp 750.000, ujarnya dengan bangga.

Pitriyadi "mengajar" di SMA  Muhamadiah Ktp


PENGHARGAAN BUAT SARTONO
Setelah media massa dan elektonik mengangkat kehidupan Sartono yang memprihatinkan, baru beberapa pihak memberikan perhatian. Antara lain :
1.      Piagam berpigura dari Gubernur Jawa Timur Imam Utomo yang diberikan pada 2005. Uang Rp 600.000, plus sebuah keyboard
2.      Piagam dari  Menteri Pendidikan Nasional Yahya Muhaimin pada 2000.
3.      Piagam dari Menteri Pendidikan Nasional Bambang Soedibyo pada 2005, plus bantuan uang. Rp. 600.000
4.          Tahun 2006, Walikota Madiun memberikan sepeda motor Garuda
5.          Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian, tahun 2012-
6.          Dll

"Mengajar"  di SMA  Sukadana KKU

LIRIKNYA HYMNE GURU DIUBAH

Zaman reformasi, aktivis guru yang aktif dipergerakan, meneriakan bahwa mereka bosan dengan gelar PAHLAWAN TANPA TANDA JASA. Mereka bosan dengan kata-kata usang nan memuja namun melenakan. Mereka perlu pengakuan dan konsekwensinya peningkatan kesejahteraan. Akhirnya Depertemen Pendidikan dan Pengurus Besar PGRI meminta (sebagian sumber tidak) SARTONO untuk merubah lirik terakhir dari tanpa tanda Jasa menjadi PEMBANGUN INSAN CENDEKIA.

Ironis, disaat sebagian guru semakin makmur dengan tunjangan, sertifikasi, kenaikan gaji, BOP dll, SARTONO tetap SARTONO yang bersahaja, ikhlas, nrimo dengan keadaaan. Ia hanyalah seorang yang mengantarkan keberhasilan orang lain dengan kereta emas.
Sejak tahun 2008, PGRI Pusat telah menyampaikan surat edaran kepada pengurus PGRI seluruh Indonesia, tentang revisi lagu Hymne Guru.

Namun anehnya masih banyak SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK di Ketapang Kalimantan Barat dan seluruh sekolah di nusantara ini, masih menyanyikan lagu tersebut  dengan versi jadul, kenapa ya ???  APA KURANG SOSIALISASI…

Versi Revisi 

Hymne Guru
Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu
Engkau sabagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Pembangun  Insan Cendekia