Jumat, 29 Juni 2012

LEBAH MADU HUTAN LESTARI



Pelatihan Budidaya lebah Madu (Apis mellifera) dilaksanakan selama 2 (dua) hari yaitu dari tanggal 26 – 27 Juni 2012 di Desa Tayap Kec. Nanga Tayap Kab. Ketapang Kalimantan Barat.
Peserta pelatihan sebanyak 30 orang dari 6 kecamatan, yaitu Kec Nanga Tayap, kec. Sandai, kec. Simpang Dua, Kec. Jelai Hulu, Kec. Tumbang Titi
dan Kec. Manis Mata.

SEJARAH LEBAH MADU DI INDONESIA

Sejarah Lebah madu di dunia sudah ada sejak dari peradaban manusia terbentuk. Hampir semua kitab suci di muka bumi ini, dari Alquran, injil, tripitaka,  serta kitab-kitab yang diyakini pengikutnya, banyak memuat apa, bagaimana, kegunaan, manfaat/khasiat serta cerita tentang lebah dan madunya.
Pada zaman Fir’aun, lebah madu juga sangat terkenal sehingga diukir di diding-dinding Pyramid. Cleopatra diceritakan menggunakan madu alam sebagai alat untuk merawat kecantikannya yang sangat terkenal seluruh dunia.
Pitriyadi memperkenalkan jenis Ratu, pekerja dan lebah jantan

DI INDONESIA
1.          Peternakan atau budidaya lebah telah dimulai pada tahun 1884 oleh DR. D. Horst dengan mengembangbiakan Apis cerana.
2.       Rijkens pada tahun  1877 mendatangkan lebah jenis Apis mellifera sebanyak 14 koloni ke Indonesia
3.        Pemerintah Belanda juga membangun Pusat contoh ternak lebah Apis  cerana di Jawa Tengah yang diprakarsai oleh mr. m. Kutsche
4.         Mr. Oudemans 1904 menemukan hama parasit lebah A. cerana
5.          Pada tahun 1960 ternak lebah lokal jenis Apis cerana dilaksanakan di Desa Antiga Karang Asem Bali
6.           Tahun 1972, Indonesia melalui Pusat Perlebahan Pramuka mendapat hibah lebah jenis Apis mellifera sebanyak 25 koloni dari Australia Freedom For Hunger Campaign Committee (AFFHC)
7.            Pembangunan Pusat Apiari Pramuka di Cibubur Jakarta tahun 1973
Membuka penutup kotak lebah dengan hati-hati agar lebah tidak terkejut


pemberian cairan gula sebagai makanan sementara lebah

Negara Indonesia sangat  tertinggal dalam hal pembudidayaan lebah madu bila dibandingkan dengan negara i Australia, Rumania, Jerman, Meksiko, Jepang dan China hal ini dimaklumi karena usaha perlebahan belum mendapat perhatian penuh dari pemerntah karena hasilnya tidak secara signifikan memberikan sumbangan maksimal bagi negara, daerah dan masyarakat

                                                       TAKSONOMI
Kingdom        :  Animalia
Phylum          :   Arthopoda
Class              :  Insecta
Ordo              :  Apidae
Genus            :  Apis
Species          :  A. andreniformis
                           A. cerana
                           A. dorsata
                           A. florea
                           A. koschevnikovi
                           A. laboriosa
                           A. mellifera

LEBAH HUTAN/ALAM (Apis dorsata)
1.            BERKEMBANG HANYA DIKAWASAN SUB TROPIS DAN TROPIS ASIA
2.          TIDAK TERDAPAT DILUAR ASIA
3.           SARANG LEBAH INI DIBANGUN SECARA TUNGGAL DENGAN JUMLAH SISIRAN HANYA SELEMBAR YANG MENGGANTUNG PADA CABANG POHON
4.         KADANG DITEMUKAN DI TEBING BATUAN DAN CELAH BANGUNAN
5.      UKURAN SARANG BERVARIASI MAKSIMAL 2 METER
6.     AGRESIF DAN GANAS
7.      BELUM BERHASIL DIBUDIDAYAKAN
8.      JUMLAH MADU YANG DIHASILKAN BERVARIASI
Membiasakan anak-anak untuk membudidayakan lebah madu

Pemberdayaan ibu rumah tangga dalam budidaya lebah madu

MANFAAT/KHASIAT
MADU ALAM / MADU HUTAN
A.     MENINGKATKAN DAYA TAHAN
B.      MENYEBUHKAN DARAH TINGGI/DARAH RENDAH
C.      MEMBUAT ENAK TIDUR
D.     MENGOBATI REMATIK
E.       MEMPERLANCAR FUNGSI OTAK
F.      MENYEMBUHKAN LUKA BAKAR

POTENSI MADU ALAM DI KETAPANG
DULU….

Kabupaten Ketapang terletak di Selatan Provinsi Kalimantan Barat dengan luas 31.850 Km3 atau 21 % dari wilayah Kalimantan Barat. Sebagai Kabupaten terluas, Ketapang mempunyai hutan dan lahan yang sangat luas dengan sumber daya alam yang melimpah. Kekayaan keanekaragaman hayatinya sangat tinggi sekali. Pohon-pohon dan tanaman berbunga sangat banyak, tumbuh dan berkembang. Hal ii tentu saja  sebagai salah satu factor pendorong tingginya potensi madu alam di Ketapang
Secara umum, hutan dan dan sumber daya alamnya yang melimpah memberikan ruang hidup yang sangat bagus bagi perkembangbiakan lebah hutan.
Dahulu, alam dan lingkungan hidup di Ketapang masih sangat ramah, polusi udara sangat kurang,  kebakaran hutan yang memusnahkan seluruh srata pohon sangat jarang sekali. Kegiatan illegal logging sangat sedikit, kalaupun ada hanya untuk kebutuhan masyarakat saja.
Tidak mengherankan 20 (dua puluh) kecamatan di Ketapang menjadi sentra lebah dan penghasil madu alam berkwalitas
Cerita indah, suka, duka  atau haru tentang memanen atau memuar penyengat hampir dapat ditemui di semua desa yang pernah “memuar” penyengat
Hijaunya hutan, lestarinya pohon yang ditopang dengan kearifan lokal masyarakat mendorong lingkungan tetap terjaga, tidak aneh, kalau setiap panen madu hasilnya sangat berlimpah bahkan bisa berdrum drum

NAMUN SAAT INI..
Hutan makin sedikit,
Lahan terbuka makin banyak ,
Kebun sawit dimana-mana
Kemarau panjang
Musim berbunga tidak menentu
Kebakaran hutan setiap tahun
Lebah makin jarang ”inggap”
Sarang makin sedikit / kosong
Panen madu tidak setiap tahun atau musim
Jumlah sarang nya semakin berkurang
Penyengatnya ”jauh”
Panen Madu hutan semakin sedikit jumlahnya

ADA BEBERAPA PENYEBAB MENGAPA PANEN MADU BERKURANG
Karena :
l  MAKANAN LEBAH MAKIN KURANG
l  POHON HINGGAPNYA SEMAKIN BERKURANG
l  GANGGUAN ASAP KEBAKARAN
l  LEBAH BERMGRASI KE TEMPAT LAIN
l  KEARIFAN LOKAL SEMAKIN BERKURANG
l  KURANGNYA PENGETAHUAN DALAM PEMANENAN

BAGAIMANA AGAR PANEN MADU HUTAN TETAP LESTARI
Kita mesti belajar dengan saudara-saudara kita di sekitar Taman Nnasional Danau Sentarum Kapuas Hulu.
1.        Pada tahun 1996, 3 orang wakil kel. Masyarakat di Kapuas Hulu belajar ke Vietnam
2.      Mereka membentuk Asosiasi Periau Danau Sentarum (APDS)
3.      Saat ini, panen madu alam mereka terus produksi, lestari dan ramah lingkungan
4.     Mereka mendapat pengakuan dari Otoritas Kompeten Pangan Organik (OKPO)
5.      Mereka telah tergabung dalam Jaringan Madu Hutan Indonesia (JMHI)
6.     Mendapat sertifikat madu organik pertama di Indonesia


DULU mereka panen madu malam hari
Mengunakan api sehingga membunuh lebah
Mengambil seluruh sarang lebah
Banyak yang terbuang

SAAT INI 
1. Mereka panen madu SIANG HARI
2. Tidak mengambil seluruh sarang lebah hanya bagian kepala madunya saja dengan menyisakan sekitar 3 cm bagi anak lebah untuk hidup.
3.  Madu di ekstrak di sarangnya dengan cara tetes menggunakan saringan halus bukan diperas

Pengumpulan madu hutan secara lestari  dilakukan juga dengan membuat TIKUNG atau Dahan buatan dari pohon kayu Tembesu yang sudah mati
Tikung diletakan di pohon-pohon sebagai sarang lebah hutan
Pada saat musim berbunga, lebah mencari makan dan membuat sarang di Tikung

ANCAMAN MADU ALAM DI K. HULU
Adalah Penebangan Hutan, Kebakaran dan Banjir

KWALITAS Lebah Madu alam tetap terjaga, karena petani :
o 1. Penggunaan sarung tangan karet
o 2. Wadah/tempat tertutup
o 3. Saringan atau pisau yang bersih
o 4. Pengepakan yang standar
o 5. Masyarakat KOMITMEN menjaga Hutan tetap LESTARI

Kita berharap, dengan komitmen bersama semua pihak untuk menjaga dan melestarikan hutan, akan mendorong terciptanya kondisi lingkungan hidup yang kondusif dan ”welcome” dengan hidupan liar terutama Lebah alam (Apis dorsata).
Tanpa kerja keras semua pihak untuk menjaga hutan ini, maka lebah hutan atau penyengat akan hanya menjadi cerita bagi anak cucu nantinya.

1 komentar:

  1. beli induk dan jantan serta pasukan lebah nya kira2 sampai berapa duit pak.wah ingin banget jadi pengusaha madu.

    BalasHapus